-
Daftar belanja Anda kosong!
Ini hal pertama yang harus dilakukan sebelum mulai membuat rencana anggaran biaya membangun rumah. Kelihatannya sepele, tapi pengukuran lahan harus dilakukan dengan hati-hati. Terutama bila lahan terletak di tengah area padat penduduk. Meskipun ukuran panjang dan lebar lahan sudah diinformasikan sebelumnya oleh pihak penjual, pengukuran ulang tetap diperlukan. Data ukuran lahan yang tidak akurat bisa berakibat fatal karena pembuatan desain rumah dan gambar kerja juga akan jadi tidak akurat. Untuk keperluan ini, alat-alat yang sebaiknya disiapkan adalah:
Sedangkan cara mengukur luas lahan adalah sebagai berikut:
Dewasa ini belum banyak kalangan yang menggunakan jasa arsitek atau arsitek interior untuk membuat desain rumah. Beberapa manfaat menggunakan jasa arsitek adalah:
Saat ini tarif jasa desain rumah dihitung berdasarkan dua metode. Pertama, berdasarkan per meter persegi bangunan. Sedangkan yang kedua, berdasarkan persentase RAB. Metode pertama saat ini lebih banyak ditawarkan oleh arsitek Indonesia dan akan lebih menguntungkan pemilik rumah karena tarif desain sudah ditentukan sejak awal. Nominal tarif per meter persegi cukup bervariasi, karena arsitek yang telah berpengalaman tarifnya akan lebih tinggi. Selain itu, tarif arsitek juga beragam antara kota yang berbeda. Untuk saat ini, arsitek Jakarta memasang tarif dengan perhitungan 5-7% luas lahan x Rp 5 juta. Sementara di kota lain, ada arsitek yang memasang tarif desain rumah sekitar Rp 1 juta x per meter persegi luas lahan.
Setelah desain siap, tahap selanjutnya adalah membuat daftar material (bahan bangunan) apa saja yang diperlukan untuk membangun rumah. Kebutuhan material pada umumnya sama untuk semua jenis rumah. Perbedaan terletak pada volume material yang dibutuhkan karena ini ada hubungannya dengan luas lahan dan desain rumah. Berikut adalah daftar material yang harus disiapkan:
1. Batu kali
Ini adalah material yang dibutuhkan untuk membuat pondasi. Bila hendak membangun rumah satu lantai, pondasi terdiri dari susunan batu kali yang direkatkan dengan campuran semen dan pasir. Alternatif material pondasi selain batu kali adalah batu gunung, batu putih, dan batu bata. Batu kali lebih banyak dipilih karena lebih kuat. Saat ini harga batu kali berkisar antara Rp 195 ribu-Rp 200 ribu per meter kubik.
2. Semen
Dalam membangun rumah, semen berfungsi sebagai perekat. Kebutuhan semen mungkin akan lebih banyak daripada material lainnya, karena tiap proses membangun membutuhkan semen. Baik saat membuat pondasi rumah, dinding, memasang lantai, kusen pintu dan kayu. Harga semen cukup variatif, tergantung mereknya. Harga semen saat ini berkisar antara Rp 50 ribu-Rp 60 ribu per 50 kg.
3. Pasir
Bahan ini digunakan sebagai campuran semen. Pilihlah pasir dengan kandungan lumpur yang sedikit, karena lumpur bisa mempersulit perekatan antara semen dan pasir. Harga material pasir pun bervariasi sesuai jenisnya, yaitu dengan kisaran harga Rp 185 ribu-Rp 250 ribu per meter kubik.
4. Gamping
Material ini tidak harus digunakan dalam adukan semen dan pasir, tapi bisa membantu menghemat penggunaan semen. Saat ini harga batu gamping adalah sekitar Rp 1350 per kg.
5. Besi atau baja
Beberapa bagian rumah yang memerlukan baja antara lain: kolom (penguat dinding yang dipasang di pertemuan dua dinding), ring balok untuk mengunci bagian atas kolom, sloof pondasi, dan memperkuat dinding untuk menyangga beban atap. Harga besi beton saat ini berkisar Rp 15 ribu sampai Rp 100 ribu, bervariasi berdasarkan lebar penampangnya. Sedangkan harga baja untuk kerangka dinding mencapai Rp 60 ribu per batang.
6. Batu kerikil
Kerikil yang berkualitas adalah keras, berat, dan tidak berongga. Material ini terbuat dari batu besar yang dipecah menjadi batu-batu kecil. Di akhir tahun 2017, harga meterial ini mencapai Rp 250 ribu per meter kubik.
7. Batu bata merah
Batu bata merah untuk membangun rumah yang baik berciri-ciri tidak mudah pecah, teksturnya keras, dan ukurannya sama dengan lainnya. Saat ini batu bata yang ditawarkan ada dua macam, yaitu batu bata oven seharga Rp 900 per biji dan batu bata biasa seharga Rp 725 per biji.
8. Kayu
Saat ini kayu masih digunakan untuk rangka atap rumah, kasau dan reng genteng. Material kayu juga cocok untuk dinding, pelapis dinding, atau lantai rumah. Hindari membeli kayu basah meski harganya miring. Kayu basah akan melengkung beberapa bulan setelah dipasang. Harga kayu juga dibedakan berdasarkan jenis dan kegunaannya. Kayu kasau, reng dan galar berkisar antara Rp 15 ribu sampai Rp 95 ribu per batang (panjang 4 meter). Kayu balok lebih mahal karena harganya bisa mencapai Rp 200 ribu per batang (panjang 4 meter). Sedangkan berdasarkan jenisnya, kayu yang paling murah adalah kayu borneo, seharga Rp 1 juta 600 ribu per meter kubik.
9. Rangka atap baja ringan
Rangka atap baja ringan adalah tren di bidang konstruksi terkini. Material ini disukai karena lebih tahan lama, lebih ringan, dan harganya pun lebih terjangkau. Proses pemasangannya pun tidak memakan waktu lama sehingga bisa menghemat biaya membangun rumah. Saat ini rangka atap baja ringan plus rencana genteng ditawarkan dengan harga Rp 120 ribu per meter persegi.
10. Genteng
Beberapa jenis genteng yang bisa ditemukan di pasaran adalah:
- Genteng keramik (Rp 8 ribu – Rp 10 ribu per biji),
- Genteng tanah liat (Rp 4 ribu – Rp 8 ribu per biji)
- Genteng beton (Rp 7 ribu – Rp 10 ribu per biji)
- Genteng metal (Rp 65 ribu – Rp 125 ribu per meter)
- Genteng aspal (Rp 150 ribu – Rp 175 ribu per biji)
- Genteng sirap (Rp 3 ribu – Rp 5 ribu per lembar).
11. Kusen
Harga kusen juga bervariasi berdasarkan jenis materialnya, yaitu:
- Kusen kayu. Harga kusen kayu berbeda-beda berdasarkan jenis kayu. Untuk kayu mahoni, harga ditentukan per meter yaitu Rp 67 ribu per meter. Sedangkan kusen kayu meranti dan kayu kamper harganya sekitar Rp 70 ribu – Rp 100 ribu per meter. Kusen kayu jati adalah yang paling mahal, bisa mencapai Rp 5 juta untuk kusen ukuran balok 6/15.
- Kusen aluminium. Harga kusen aluminium yang ditawarkan saat ini berkisar antara Rp 95 ribu – Rp 200 ribu per unit. Bila sekaligus dengan pintu, harganya tentu akan lebih mahal.
- Kusen uPVC, sekitar Rp 215 ribu per meter.